Senin, 18 April 2022

LITERATUR TOPIK “RELASI KOMUNIKASI INTERSONAL & RELASI KOMUNIKASI PERSONAL”

 

RELASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari. Namun tidaklah mudah memberikan definisi yang dapat diterima semua pihak. Sebagaimana layaknya konsep dalam ilmu sosial lainnya. Ternholm dan jensen (1995:26) mendefisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Sifat komunikasi ini adalah spontan dan informal, saling menerima feedback secara maksimal, participant bersifat fleksibel.

Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat, yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya sebagai sesama anggota masyarakat. Secara kodrafi, manusia hidup sebagai makhluk individu sekaligus sosial. Sebagai makhluk individu artinyabahwa setiap manusia pada hakikatnyamemiliki keunikan yang membedakan dengan orang lain. Setiap orang memiliki kedudukan dan peran yang berbeda, saling memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai makhluk sosial, artinya bahwa secara kodrati sejak dilahirkan manusia tidak dapat hidup sendirian. Melainkan memerlukan pertolongan orang lain di limgkungannya. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup secara individu, melainkan selalu berkeinginan untuk tinggal bersama sekaligus menjalin hubungan dengan individu-individu lainnya dan saling memerlukan satu dengan yang lainnya.

Karakterstik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi dengan yang lain. Sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam suatu pola hubunganyang dinamakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.[1]

Hubungan interpersonal dapat dilakukan di berbagai event, misalnya pada perkumpulan olahraga, keagamaan, kesenian, dalam konferensi, seminar dan lain sebagainya. Bahkan di tempat umum, seperti pasar, stasiun, restoran, toko, kendaraan umum dan lian sebagainya. Sedangkan komunikasi interpersonal dalam arti sempit adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalamsituasi kerja dan dalam situasi kekaryaan dengan tujuan untuk mengubah kegairahan dan kegiatan berkerja dengan semangat kerjasama yang produktif.

Hubungan antarpribadi dapat dijelaskan dengan mengidentifikasi karakteristik penting. Pertama hubungan antarpribadi berlangsung melalui beberapa tahap, mulai dari tahap interaksi awal sampai ke pemutusan. Kedua, hubungan antar pribadi berbeda-beda dalam hal keluasan dan kedalamannya.

Hubungan Terbina melalui beberapa tahap-tahap. De Vito menyebutkan terdapat lima tahap hubungan antara seseorang dengan orang lain. Kelima tahap ini adalah kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan. Tahap-tahap ini menggambarkan hubungan seperti apa adanya, bukan mengevaluasi atau menguraikan bagaimana seharusnya hubungan itu berlangsung.[2]

Pengertian masing-masing tahap sebagaimana telah disebutkan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1.      Kontak

Pada tahap pertama kita membuat kontak. Ada beberapa macam persepsi alat indera. Seseorang dapat melihat, mendengar, dan membaui seseorang. Menurut beberapa peneliti, selama tahap inilah dalam sempat menit pertama interaksi awal seseorang dapat memutuskan apakah seseorang tersebut dapat melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap inilah penampilan fisik itu penting, karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Kualitas-kualitas lainnya seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan juga terungkap pada tahap ini.

2.      Keterlibatan

Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika seseorang mengikatkan dirinya untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan dirinya. Jika pada tahap ini merupakan tahap persahbatan misalanya, bisa dicontohkan dengan mungkin melakukan sesuatu hal yang menjai minat bersama. Seperti belajar bersama atau yang lainnya.

3.      Keakraban

Pada tahap keakrabanseseorang mengikatkan dirinya lebih jauh pada orang lain. Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang saja, kadang-kadang bisa dua, atau tiga empat orang saja. Karena jarang sekali misalanya dalam persabatan seseoarang mempunyai lebih dari empat sahabat akbrab. Kecuali, tentu daja dalam keluarga.

4.      Dua tahap berikutnya merupakan turunan hubungan

Ketika ikatan di antara dua belah pihak melemah. Pada tahap perusakan  seserang mulai merasa bahwa  sebuah hubungan tidaklah sepenting yang ia pikirkan sebelumnya. Hubungan semakin menjadi jauh. Makin sedikit efektifitas  waktu untuk bertemu atau walau hanya berbicara saja. Jika tahap ini berlanjut, maka selanjutnya akan memasuki tahap pemutusan.

5.      Pemutusan

Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah sebuah perkawinan , pemutusan hubungan dilambangkan dengan perceraian, walaupun pemutusan hubungan aktual dapat berupa perpisahan. Adakalanya terjadi perbedaan: kadang-kadang ketegangan, keresahan dan perdebatan.

 

RELASI KOMUNIKASI PERSONAL

Tidak ada orang yang tidak berkomunikasi. Itulah fakta otentik yang menegaskan bahwa manusia tidak lepas dari komunikasi. Melalui komunikasilah manusia berinteraksi dan sosialisasi membangun peradaban. Baik itu verbal maupun non verbal. Orang yang dikatakan “pendiam” pun bukan berarti tidak berkomunikasi. Salah satu contoh orang yang dikatakan pendiam atau tidak banyak bicara akan lebih mudah mengkomunikasikannya lewat tulisan. Jadi jelas komunikasi tidak sebatas berbicara lewat mulut, melainkan melalui banyak cara bisa memberikan pengaruh bagi sekitar. Lewat tulisan ini, saya mencoba berbagi informasi dan membuka wacana bersama supaya melalui komunikasilah kita membangun lingkungan yang beradab. Mengapa ini penting?

Pada dasarnya komunikasi adalah alat yang cukup ampuh untuk menciptakan opini. Bahkan komunikasi pun bisa merubah mindset orang (negatif ke positif), ataupun menancapkan pola pikir yang merusak. Buktinya, beberapa kejadian di republik ini tidak lepas dari terbentuknya opini yang bersumber dari komunikasi yang disebarkan. Ini dipandang dari sisi efek negatifnya. Namun tentu saja ada nilai positif dari komunikasi yang dibangun. Kita ambil contoh di dalam sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai macam karakater manusia. Dan tentu saja, membawa gaya komunikasi masing-masing. Sehingga acapkali menimbulkan konflik diantara personal SDM di dalam perusahaan. Dampak dari konflik ini, sudah pasti akan membawa pada situasi ritme kerja yang tidak mendukung. Disisi lain, melalui komunikasilah kita belajar mengenal karakter orang serta menggali sisi batin yang acapkali mengganggu kinerja. Untuk itulah dibutuhkan sikap saling menyelaraskan serta kesediaan diri untuk terbuka memahami ataupun dipahami orang lain.

Karena pada dasarnya komunikasi mencakup banyak sisi kehidupan. Oleh karenanya ada tahapan membangun relasi melalui komunikasi, yaitu pertama, membuka diri. Artinya setiap pribadi manusia memunyai peran penting untuk dikenali dan mengenali. Barangkali disaat kita menyapa terlebih dahulu atau memanggil nama, disitulah tahap paling sederhana bahwa kita sedang membuka diri. Karena disaat membuka diri inilah, gaya komunikasi kita mulai terlihat. Terutama yang menunjukkan sisi keluwesan dan keterbukaan, 2 hal inilah yang tentu saja akan lebih disukai dalam komunikasi sesama manusia. Apabila dilihat dari bahasa tubuh, akan nampak jelas apakah kita pribadi yang terbuka atau tidak. Sadar ataupun tidak kita sudah memosisikan diri melalui bahasa tubuh. Kedua, menyelaraskan dapat dipahami sebagai berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Peribahasa ini sangat cocok disematkan, bagi mereka yang mencoba mengedepankan sisi personal psikologis dari keselarasan yaitu kecocokan. Setiap orang memunyai kecocokannya tersendiri, maka dibutuhkan proses penyesuaian agar tercipta sikap saling menghormati dan menghargai. Ketiga, fokus terhadap subjek dan isi (makna yang terkandung di dalamnya) yang didialogkan/dikomunikasikan. Selain subjek, terkadang kita melupakan isi dari pesan yang sedang di sampaikan. Padahal melalui isi pesan inilah, muncul persamaan persepsi. Keempat, empati. Empati dibangun melalui proses panjang, yang mana gerak batin kita mengarah ke dalam hati orang lain. Melalui empati orang akan masuk ke dalam relung hati, mencoba merasakan pikiran, perasaan yang sama. Sebagai contoh seorang front liner memunyai kesulitan dalam memahami pelanggan. Kemudian solusinya adalah seorang front liner tersebut harus menjadi pelanggan terlebih dahulu supaya dapat mengetahui apa saja yang pelanggan ingin pahami. Dalam bahasa lain adalah gunakanlah sepatu sepatu mereka, dan berusaha menikmati apa yang mereka nikmati juga.

Berbalik dari fenomena yang terjadi sekarang ini, justru perjumpaan setiap pribadi mulai tergantikan dengan banyaknya alat canggih yang memperpendek jarak Sebagai contoh, orang akan lebih suka mengkomunikasikan sesuatu melalui Ipad, BB, Hp dan alat elektronik lain. Hal yang membahayakan melalui ini, adalah martabat manusia akan dipertaruhkan, karena ikatan emosional dan relasi hanya dibangun berdasarkan alat tertentu. Padahal setiap manusia membutuhkan perjumpaan personal untuk membangun peradaban dalam berkomunikasi. Bukan tergantung pada alat canggih semata. Kita perlu ingat, kegunaan ataupun sarana atat-alat tersebut tidak lebih dari sekedar membantu mempermudah komunikasi. Jadi bukan pada esensinya kegunaan alat tersebut menjadi yang utama dalam komunikasi. Disaat perjumpaan itu terjadi, pun tentu saja masih ada kekurangannya, apalagi tidak berjumpa sama sekali.

 

Ada beberapa fungsi komunikasi[3] antara lain

-fungsi memberikan informasi

Dalam komunikasi antar pribadi tentu saja tidak hanya sekedar menyampaikan informasi semata, namun jug ada unsur yang lain.

-fungsi menerangkan

Unsur yang lain tersebut adalah menerangkan sesuatu hal yang berhubungan dengan konteks pembicaraan. Baik itu berupa fenomena atau kejadian yang sedang hangat di negeri ini. Ataupun permasalahan yang terjadi di lingkup perusahaan.

-fungsi mendidik

Melalui menerangkan itulah, terselip unsur mendidik atau edukasi terhadap seseorang. Dalam konsep mendidik inilah menjadi kesempatan untuk mengubah cara pandang atau berpikir)

-fungsi menghibur

Selama komunikasi berlangsung, keefektifan komunikasi diperlukan agar menyengkan atu menghibur kedua belah pihak. Maka upayakanlah selalu disaat komunikasi antar pribadi untuk menyenangkan dua pihak.

Demikian kiranya, seiring semakin terbangunnya komunikasi maka relasi di dalam kehidupan akan lebih bermakna. Tentu dengan segala tantangan yang ada, kita akan selalu didewasakan/dididik oleh semakin tingginya eksistensi dalam berkomunikasi. Disinilah letak proses pembelajarannya.

 



[1] Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Bandung : Kencana, 2006)

[2] Drs. Sutaryo, M.Si, Sosiologi Komunikasi, Yogyakarta : Arti Bumi Intaran, 2005, Hal. 61

[3] Alo Liliweri, hubungan antar pribadi

Senin, 04 April 2022

Relasi Massa Melalui Media Massa

PENGERTIAN MASSA

    Secara global, massa diartikan sebagai orang-orang yang tidak saling mengenal, jumlahnya banyak, anggotanya berbeda-beda, berkumpul di satu tempat, dan tidak bersifat individualisme. Massa memiliki kesadaran diri yang rendah dan tidak dapat bertindak secara terorganisir dan tidak bertindak untuk diri mereka sendiri.


PENGERTIAN MEDIA MASSA

    Media massa merupakan suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan informasi, alat komunikasi yang menyebarkan berita kepada masyarakat luas. Dengan menggunakan alat komunikasi seperti radio, surat kabar, televisi dan film. Media massa adalah sarana atau alat yang digunakan dalam kerja komunikasi massa, yaitu komunikasi yang ditunjukkan kepada banyak orang. Media massa memberikan informasi tentang perubahan, cara kerjanya dan hasil yang dicapai. Media massa memungkinkan kita untuk melihat dunia sekitar, dapat membantu kita memahami pengalaman, mengandung informasi, dan terdapat feedback dari publik.


FUNGSI MEDIA MASSA

Sebagai pengambil keputusan, yakni berperan dalam menyampaikan informasi untuk mengambil keputusan.

Sebagai bahan diskusi, yakni mengklarifikasi masalah yang dihadapi dan menyampaikan pesan dari tokoh masyarakat.

Sebagai penyedia informasi, yakni memberikan informasi kepada publik secara tepat waktu.

Sebagai pendidik, yakni memberikan pendidikan kepada masyarakat melalui berbagai informasi.


KEKUATAN MEDIA MASSA

- Menarik serta mengarahkan perhatian publik

- Membujuk (Opini dan kepercayaan)

- Mempengaruhi sikap

- Membentuk pengertian realitas

- Memberikan status dan legitimasi

- Memberikan informasi secara tepat dan luas

PERILAKU-PERILAKU KOLEKTIF DENGAN PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Perilaku Kolektif Mahasiswa Indonesia 1973-1974 Pada Peristiwa Malari ABSTRAK Artikel ini mengambil fenomena seputar gerakan mahasiswa, ya...