RELASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi merupakan
kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari. Namun tidaklah mudah
memberikan definisi yang dapat diterima semua pihak. Sebagaimana layaknya
konsep dalam ilmu sosial lainnya. Ternholm dan jensen (1995:26) mendefisikan
komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung
secara tatap muka. Sifat komunikasi ini adalah spontan dan informal, saling
menerima feedback secara maksimal, participant bersifat fleksibel.
Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial
masyarakat, yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya sebagai sesama
anggota masyarakat. Secara kodrafi, manusia hidup sebagai makhluk individu
sekaligus sosial. Sebagai makhluk individu artinyabahwa setiap manusia pada
hakikatnyamemiliki keunikan yang membedakan dengan orang lain. Setiap orang
memiliki kedudukan dan peran yang berbeda, saling memiliki kelebihan dan
kekurangan. Sebagai makhluk sosial, artinya bahwa secara kodrati sejak
dilahirkan manusia tidak dapat hidup sendirian. Melainkan memerlukan
pertolongan orang lain di limgkungannya. Manusia sebagai makhluk sosial tidak
dapat hidup secara individu, melainkan selalu berkeinginan untuk tinggal
bersama sekaligus menjalin hubungan dengan individu-individu lainnya dan saling
memerlukan satu dengan yang lainnya.
Karakterstik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk
membangun sebuah relasi dengan yang lain. Sehingga akan terjalin sebuah ikatan
perasaan yang bersifat timbal balik dalam suatu pola hubunganyang dinamakan
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah interaksi
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dan dalam
semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada
kedua belah pihak.[1]
Hubungan interpersonal dapat dilakukan di berbagai event, misalnya
pada perkumpulan olahraga, keagamaan, kesenian, dalam konferensi, seminar dan
lain sebagainya. Bahkan di tempat umum, seperti pasar, stasiun, restoran, toko,
kendaraan umum dan lian sebagainya. Sedangkan komunikasi interpersonal dalam
arti sempit adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
dalamsituasi kerja dan dalam situasi kekaryaan dengan tujuan untuk mengubah
kegairahan dan kegiatan berkerja dengan semangat kerjasama yang produktif.
Hubungan antarpribadi dapat dijelaskan dengan mengidentifikasi
karakteristik penting. Pertama hubungan antarpribadi berlangsung melalui
beberapa tahap, mulai dari tahap interaksi awal sampai ke pemutusan. Kedua,
hubungan antar pribadi berbeda-beda dalam hal keluasan dan kedalamannya.
Hubungan Terbina melalui beberapa tahap-tahap. De Vito menyebutkan
terdapat lima tahap hubungan antara seseorang dengan orang lain. Kelima tahap
ini adalah kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan.
Tahap-tahap ini menggambarkan hubungan seperti apa adanya, bukan mengevaluasi
atau menguraikan bagaimana seharusnya hubungan itu berlangsung.[2]
Pengertian masing-masing tahap sebagaimana telah disebutkan di atas
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Kontak
Pada tahap pertama kita membuat kontak. Ada beberapa macam persepsi
alat indera. Seseorang dapat melihat, mendengar, dan membaui seseorang. Menurut
beberapa peneliti, selama tahap inilah dalam sempat menit pertama interaksi
awal seseorang dapat memutuskan apakah seseorang tersebut dapat melanjutkan
hubungan ini atau tidak. Pada tahap inilah penampilan fisik itu penting, karena
dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Kualitas-kualitas
lainnya seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan juga terungkap pada
tahap ini.
2.
Keterlibatan
Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika
seseorang mengikatkan dirinya untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan
dirinya. Jika pada tahap ini merupakan tahap persahbatan misalanya, bisa
dicontohkan dengan mungkin melakukan sesuatu hal yang menjai minat bersama.
Seperti belajar bersama atau yang lainnya.
3.
Keakraban
Pada tahap keakrabanseseorang mengikatkan dirinya lebih jauh pada
orang lain. Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang saja, kadang-kadang
bisa dua, atau tiga empat orang saja. Karena jarang sekali misalanya dalam
persabatan seseoarang mempunyai lebih dari empat sahabat akbrab. Kecuali, tentu
daja dalam keluarga.
4.
Dua
tahap berikutnya merupakan turunan hubungan
Ketika ikatan di antara dua belah pihak melemah. Pada tahap
perusakan seserang mulai merasa bahwa sebuah hubungan tidaklah
sepenting yang ia pikirkan sebelumnya. Hubungan semakin menjadi jauh. Makin
sedikit efektifitas waktu untuk bertemu atau walau hanya berbicara saja.
Jika tahap ini berlanjut, maka selanjutnya akan memasuki tahap pemutusan.
5.
Pemutusan
Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua
pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah sebuah perkawinan , pemutusan hubungan
dilambangkan dengan perceraian, walaupun pemutusan hubungan aktual dapat berupa
perpisahan. Adakalanya terjadi perbedaan: kadang-kadang ketegangan, keresahan
dan perdebatan.
RELASI KOMUNIKASI PERSONAL
Tidak ada orang yang tidak berkomunikasi. Itulah fakta otentik yang
menegaskan bahwa manusia tidak lepas dari komunikasi. Melalui komunikasilah
manusia berinteraksi dan sosialisasi membangun peradaban. Baik itu verbal
maupun non verbal. Orang yang dikatakan “pendiam” pun bukan berarti tidak
berkomunikasi. Salah satu contoh orang yang dikatakan pendiam atau tidak banyak
bicara akan lebih mudah mengkomunikasikannya lewat tulisan. Jadi jelas
komunikasi tidak sebatas berbicara lewat mulut, melainkan melalui banyak cara
bisa memberikan pengaruh bagi sekitar. Lewat tulisan ini, saya mencoba berbagi
informasi dan membuka wacana bersama supaya melalui komunikasilah kita
membangun lingkungan yang beradab. Mengapa ini penting?
Pada dasarnya komunikasi adalah alat yang cukup ampuh untuk
menciptakan opini. Bahkan komunikasi pun bisa merubah mindset orang (negatif ke
positif), ataupun menancapkan pola pikir yang merusak. Buktinya, beberapa
kejadian di republik ini tidak lepas dari terbentuknya opini yang bersumber
dari komunikasi yang disebarkan. Ini dipandang dari sisi efek negatifnya. Namun
tentu saja ada nilai positif dari komunikasi yang dibangun. Kita ambil contoh
di dalam sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai macam karakater manusia.
Dan tentu saja, membawa gaya komunikasi masing-masing. Sehingga acapkali
menimbulkan konflik diantara personal SDM di dalam perusahaan. Dampak dari
konflik ini, sudah pasti akan membawa pada situasi ritme kerja yang tidak
mendukung. Disisi lain, melalui komunikasilah kita belajar mengenal karakter
orang serta menggali sisi batin yang acapkali mengganggu kinerja. Untuk itulah
dibutuhkan sikap saling menyelaraskan serta kesediaan diri untuk terbuka
memahami ataupun dipahami orang lain.
Karena pada dasarnya komunikasi mencakup banyak sisi kehidupan.
Oleh karenanya ada tahapan membangun relasi melalui komunikasi, yaitu pertama,
membuka diri. Artinya setiap pribadi manusia memunyai peran penting untuk
dikenali dan mengenali. Barangkali disaat kita menyapa terlebih dahulu atau
memanggil nama, disitulah tahap paling sederhana bahwa kita sedang membuka
diri. Karena disaat membuka diri inilah, gaya komunikasi kita mulai terlihat.
Terutama yang menunjukkan sisi keluwesan dan keterbukaan, 2 hal inilah yang
tentu saja akan lebih disukai dalam komunikasi sesama manusia. Apabila dilihat
dari bahasa tubuh, akan nampak jelas apakah kita pribadi yang terbuka atau
tidak. Sadar ataupun tidak kita sudah memosisikan diri melalui bahasa tubuh.
Kedua, menyelaraskan dapat dipahami sebagai berdiri sama tinggi duduk sama
rendah. Peribahasa ini sangat cocok disematkan, bagi mereka yang mencoba mengedepankan
sisi personal psikologis dari keselarasan yaitu kecocokan. Setiap orang
memunyai kecocokannya tersendiri, maka dibutuhkan proses penyesuaian agar
tercipta sikap saling menghormati dan menghargai. Ketiga, fokus terhadap subjek
dan isi (makna yang terkandung di dalamnya) yang didialogkan/dikomunikasikan.
Selain subjek, terkadang kita melupakan isi dari pesan yang sedang di
sampaikan. Padahal melalui isi pesan inilah, muncul persamaan persepsi.
Keempat, empati. Empati dibangun melalui proses panjang, yang mana gerak batin
kita mengarah ke dalam hati orang lain. Melalui empati orang akan masuk ke
dalam relung hati, mencoba merasakan pikiran, perasaan yang sama. Sebagai
contoh seorang front liner memunyai kesulitan dalam memahami pelanggan. Kemudian
solusinya adalah seorang front liner tersebut harus menjadi pelanggan terlebih
dahulu supaya dapat mengetahui apa saja yang pelanggan ingin pahami. Dalam
bahasa lain adalah gunakanlah sepatu sepatu mereka, dan berusaha menikmati apa
yang mereka nikmati juga.
Berbalik dari fenomena yang terjadi sekarang ini, justru perjumpaan
setiap pribadi mulai tergantikan dengan banyaknya alat canggih yang
memperpendek jarak Sebagai contoh, orang akan lebih suka mengkomunikasikan
sesuatu melalui Ipad, BB, Hp dan alat elektronik lain. Hal yang membahayakan
melalui ini, adalah martabat manusia akan dipertaruhkan, karena ikatan
emosional dan relasi hanya dibangun berdasarkan alat tertentu. Padahal setiap
manusia membutuhkan perjumpaan personal untuk membangun peradaban dalam
berkomunikasi. Bukan tergantung pada alat canggih semata. Kita perlu ingat,
kegunaan ataupun sarana atat-alat tersebut tidak lebih dari sekedar membantu
mempermudah komunikasi. Jadi bukan pada esensinya kegunaan alat tersebut
menjadi yang utama dalam komunikasi. Disaat perjumpaan itu terjadi, pun tentu
saja masih ada kekurangannya, apalagi tidak berjumpa sama sekali.
Ada beberapa fungsi komunikasi[3]
antara lain
-fungsi memberikan informasi
Dalam komunikasi antar pribadi tentu saja tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi semata, namun jug ada unsur yang lain.
-fungsi menerangkan
Unsur yang lain tersebut adalah menerangkan sesuatu hal yang
berhubungan dengan konteks pembicaraan. Baik itu berupa fenomena atau kejadian
yang sedang hangat di negeri ini. Ataupun permasalahan yang terjadi di lingkup
perusahaan.
-fungsi mendidik
Melalui menerangkan itulah, terselip unsur mendidik atau edukasi
terhadap seseorang. Dalam konsep mendidik inilah menjadi kesempatan untuk
mengubah cara pandang atau berpikir)
-fungsi menghibur
Selama komunikasi berlangsung, keefektifan komunikasi diperlukan
agar menyengkan atu menghibur kedua belah pihak. Maka upayakanlah selalu disaat
komunikasi antar pribadi untuk menyenangkan dua pihak.
Demikian kiranya, seiring semakin terbangunnya komunikasi maka
relasi di dalam kehidupan akan lebih bermakna. Tentu dengan segala tantangan
yang ada, kita akan selalu didewasakan/dididik oleh semakin tingginya
eksistensi dalam berkomunikasi. Disinilah letak proses pembelajarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar